BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial secara utuh, tidak semata – mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya (Widyastuti, Rahmawati, Purnamaningrum, 2009). Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya
dilakukan sejak remaja karena seorang akan dapat mengenal kelainan pada
kesehatan reproduksinya sedini mungkin. Adapun remaja didefinisikan sebagai
masa peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa. WHO menyebutkan bahwa
batasan usia remaja adalah usia 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan BKKBN adalah antara 10 sampai 19
tahun dan belum kawin (Widyastuti, 2009).
Data demografi menunjukkan bahwa remaja
merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Sekitar seperlima dari
penduduk dunia adalah remaja berusia 10 – 19 tahun. Jumlah remaja di Indonesia
mencapai 36 juta jiwa dan 55% nya adalah remaja putri (Kemenkes, 2010). Masa
remaja mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh
dengan masalah – masalah. Permasalahan remaja saat ini sangat menghawatirkan.
Berbagai data menunjukkan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi terutama yang berhubungan dengan organ reproduksi (BKKBN, 2009).
Organ
reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus. Secara umum alat atau organ reproduksi wanita dibagi atas dua
bagian yaitu genetalia luar (eksterna) dan genetalia dalam (interna). Organ
genetalia eksterna terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora, labia minora,
klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina dan perineum.
Sedangkan organ genetalia interna yaitu vagina atau liang kemaluan, uterus, dan
tuba fallopi (Prawirohardjo, 2008). Organ reproduksi terletak didaerah tertutup
dan berlipat sehingga lebih mudah untuk berkeringat, lembab dan kotor,
(Suparyanto, 2010).
Pengetahuan
dan perilaku yang buruk dalam menjaga kebersihan genetalia, seperti mencucinya
dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang
tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, dan tidak sering
mengganti pembalut saat menstruasi dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi
yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit, (Wijayanti, 2009).
Beberapa
penyakit infeksi pada organ reproduksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri,
parasit dan virus seperti candidiasis 25%
- 50% dialami oleh wanita, bacterial vaginosis 20% - 40%, dan trichomoniasis 5% - 15%,
(Indarti, 2008). Salah satu gejala terjadinya kelainan atau penyakit pada organ
reproduksi ini ditandai dengan keputihan. Keputihan merupakan gejala yang
sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Keputihan dapat fisiologis
ataupun patologis. Dalam keadaan normal, getah atau lendir vagina adalah cairan
bening tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak dan tanpa rasa gatal atau
nyeri. Sedangkan dalam keadaan patologis akan sebaliknya, terdapat cairan
berwarna, berbau, jumlahnya banyak dan disertai gatal dan rasa panas atau
nyeri, dan hal itu dapat dirasa sangat mengganggu (Anolis, 2011).
Data
penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukan 75% wanita di dunia
menderita keputihan, paling tidak sekali dalam hidupnya. Sedangkan wanita di
Indonesia 75% pasti mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Lebih
dari 70% wanita di Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan
parasit seperti cacing kremi atau protozoa (trichomonas vaginalis). Angka ini
berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% karena cuaca di Indonesia yang lembab
sehingga mudah terinfeksi jamur candida albicans yang merupakan salah satu
penyebab keputihan (Anolis, 2011).
Penelitian
yang pernah dilakukan di Asia Selatan di daerah Bengal Selatan tentang tingkat
pengetahuan kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi dari 160 remaja
putri didapatkan 67,5% memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 97,5% tidak
mengetahui tentang kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Donatalia (2010), angka
kejadian keputihan di SMA Negeri 4 Semarang sangat tinggi, 96,9% responden mengalami keputihan. Sebagian besar siswi
memiliki pengetahuan menjaga kebersihan
genitalia eksterna yang buruk (82,8%) maka (p = 0,027) terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan menjaga kebersihan genetalia dengan
kejadian keputihan.
Wanita di Indonesia kurang memperhatikan
tentang kejadian keputihan sehingga mereka menganggap keputihan sebagai hal
yang umum, disamping itu rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat
wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal keputihan tidak bisa dianggap
umum, karena akibat dari keputihan ini sangat fatal bila lambat ditangani,
tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan. Keputihan
juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa berujung pada
kematian (Anolis, 2011). Kasus kanker leher rahim 90% di tandai dengan
keputihan (Octaviyanti, 2006).
Berdasarkan
prasurvey yang dilakukan oleh peneliti lakukan dengan cara wawancara kepada 20
orang siswi didapatkan 6 orang mengetahui tentang keputihan dan mengetahui cara
pencegahan flour albus, selain itu 14 orang tidak mengetahui tentang keputihan
baik pencegahan maupun dampaknya Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
mengambil judul “gambaran
pengetahuan tentang flour albus pada
remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014”
B. Rumusan Masalah
Organ reproduksi merupakan organ tubuh yang
sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik
merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Salah satu
gejala terjadinya kelainan atau penyakit pada organ reproduksi adalah keputihan
patologis, keputihan ini sangat fatal bila lambat ditangani, tidak hanya bisa
mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan. Keputihan juga bisa
merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa berujung pada kematian.
Prasurvey yang dilakukan pada siswi di SMA
Negeri I Candi Puro sebagian siswi pernah mengalami keputihan dan pengetahuan
yang kurang tentang menjaga kebersihan genetalia eksterna.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang flour
albus pada remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran
pengetahuan tentang flour albus pada
remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran pengetahuan tentang flour albus pada remaja putri di SMA N I
Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
b.
Mengetahui gambaran pengetahuan tentang
penyebab flour albus remaja putri di
SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
c.
Mengetahui gambaran pengetahuan tentang
pencegahan flour albus remaja putri
di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
d.
Mengetahui gambaran pengetahuan tentang
perawatan flour albus remaja putri di
SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
D.
Ruang
lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan
tingkat pengetahuan tentang menjaga
kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan patologi pada siswi.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan atau desain
penelitian cross sectional, Penelitian ini di SMA Negeri I Candi Puro Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2014.
E.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Ilmu Pengetahuan
Diharapkan
penelitian ini dapat memperkuat atau membuktikan teori yang sudah ada mengenai
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menjaga kebersihan genetalia
eksterna dengan kejadian keputihan oleh penelitian sebelumnya.
2. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk menambah
pengetahuan, memperluas wawasan dan memberikan pengalaman langsung dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari terkait dengan penelitian serta
dapat menjadi suatu sarana pembelajaran dimasyarakat dan sebagai refrensi bagi
penelitian selanjutnya.
3.
Bagi Institusi
Dapat digunakan
sebagai satu refrensi untuk perpustakaan STIKes Aisyah Pringsewu dan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa/i.
4.
Bagi objek peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah pengetahuan
tentang kebersihan organ genetalia untuk mencegah keputihan dan dapat
meningkatkan motivasi dalam menjaga kebersihan organ genetalia sehingga dapat
mencegah terjadinya keputihan.
The king casino no deposit bonus, free spins, bitcoin - CommunityKhabar
ReplyDeleteNo deposit bonus, free casinosites.one spins, 출장샵 bitcoin. No deposits bonus. No withdrawals, bitcoin no communitykhabar deposit bonuses, 바카라사이트 free spins, jancasino bitcoin, 10k followers.