Wednesday, July 5, 2017

Gambaran pengetahuan tentang flour albus pada remaja putri di SMA



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
  Kesehatan reproduksi merupakan  suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata – mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti, Rahmawati, Purnamaningrum, 2009).  Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja karena seorang akan dapat mengenal kelainan pada kesehatan reproduksinya sedini mungkin. Adapun remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa. WHO menyebutkan bahwa batasan usia remaja adalah usia 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan BKKBN adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin (Widyastuti, 2009). 
  Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia 10 – 19 tahun. Jumlah remaja di Indonesia mencapai 36 juta jiwa dan 55% nya adalah remaja putri (Kemenkes, 2010). Masa remaja mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah – masalah. Permasalahan remaja saat ini sangat menghawatirkan. Berbagai data menunjukkan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi terutama yang berhubungan dengan organ reproduksi (BKKBN, 2009).
  Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Secara umum alat atau organ reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu genetalia luar (eksterna) dan genetalia dalam (interna). Organ genetalia eksterna terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina dan perineum. Sedangkan organ genetalia interna yaitu vagina atau liang kemaluan, uterus, dan tuba fallopi (Prawirohardjo, 2008). Organ reproduksi terletak didaerah tertutup dan berlipat sehingga lebih mudah untuk berkeringat, lembab dan kotor, (Suparyanto, 2010).
  Pengetahuan dan perilaku yang buruk dalam menjaga kebersihan genetalia, seperti mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, dan tidak sering mengganti pembalut saat menstruasi dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit, (Wijayanti, 2009).
  Beberapa penyakit infeksi pada organ reproduksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, parasit dan virus seperti candidiasis 25% - 50% dialami oleh wanita, bacterial vaginosis 20% - 40%, dan trichomoniasis 5% - 15%, (Indarti, 2008). Salah satu gejala terjadinya kelainan atau penyakit pada organ reproduksi ini ditandai dengan keputihan. Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Keputihan dapat fisiologis ataupun patologis. Dalam keadaan normal, getah atau lendir vagina adalah cairan bening tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak dan tanpa rasa gatal atau nyeri. Sedangkan dalam keadaan patologis akan sebaliknya, terdapat cairan berwarna, berbau, jumlahnya banyak dan disertai gatal dan rasa panas atau nyeri, dan hal itu dapat dirasa sangat mengganggu (Anolis, 2011).
  Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukan 75% wanita di dunia menderita keputihan, paling tidak sekali dalam hidupnya. Sedangkan wanita di Indonesia 75% pasti mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Lebih dari 70% wanita di Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (trichomonas vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% karena cuaca di Indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur candida albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan (Anolis, 2011).
  Penelitian yang pernah dilakukan di Asia Selatan di daerah Bengal Selatan tentang tingkat pengetahuan kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi dari 160 remaja putri didapatkan 67,5% memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 97,5% tidak mengetahui tentang kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Donatalia (2010), angka kejadian keputihan di SMA Negeri 4 Semarang sangat tinggi, 96,9% responden mengalami keputihan. Sebagian besar siswi memiliki pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna yang buruk (82,8%) maka (p = 0,027) terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan menjaga kebersihan genetalia dengan kejadian keputihan.
  Wanita di Indonesia kurang memperhatikan tentang kejadian keputihan sehingga mereka menganggap keputihan sebagai hal yang umum, disamping itu rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal keputihan tidak bisa dianggap umum, karena akibat dari keputihan ini sangat fatal bila lambat ditangani, tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa berujung pada kematian (Anolis, 2011). Kasus kanker leher rahim 90% di tandai dengan keputihan (Octaviyanti, 2006).
  Berdasarkan prasurvey yang dilakukan oleh peneliti lakukan dengan cara wawancara kepada 20 orang siswi didapatkan 6 orang mengetahui tentang keputihan dan mengetahui cara pencegahan flour albus, selain itu 14 orang tidak mengetahui tentang keputihan baik pencegahan maupun dampaknya Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengambil judul “gambaran pengetahuan tentang flour albus pada remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014”

B.       Rumusan Masalah
  Organ reproduksi merupakan organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Salah satu gejala terjadinya kelainan atau penyakit pada organ reproduksi adalah keputihan patologis, keputihan ini sangat fatal bila lambat ditangani, tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa berujung pada kematian.
  Prasurvey yang dilakukan pada siswi di SMA Negeri I Candi Puro sebagian siswi pernah mengalami keputihan dan pengetahuan yang kurang tentang menjaga kebersihan genetalia eksterna.
  Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang flour albus pada remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

C.      Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan tentang flour albus pada remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran pengetahuan tentang flour albus pada remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
b.      Mengetahui gambaran pengetahuan tentang penyebab flour albus remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
c.       Mengetahui gambaran pengetahuan tentang pencegahan flour albus remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
d.      Mengetahui gambaran pengetahuan tentang perawatan flour albus remaja putri di SMA N I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

D.      Ruang lingkup penelitian
  Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan tingkat pengetahuan  tentang menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan patologi pada siswi. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan  pendekatan atau desain penelitian cross sectional, Penelitian ini di SMA Negeri I Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

E.       Manfaat Penelitian
1.    Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat memperkuat atau membuktikan teori yang sudah ada mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan oleh penelitian sebelumnya.
2.     Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan memberikan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari terkait dengan penelitian serta dapat menjadi suatu sarana pembelajaran dimasyarakat dan sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya.
3.     Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai satu refrensi untuk perpustakaan STIKes Aisyah Pringsewu dan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa/i.
4.     Bagi objek peneliti 
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah pengetahuan tentang kebersihan organ genetalia untuk mencegah keputihan dan dapat meningkatkan motivasi dalam menjaga kebersihan organ genetalia sehingga dapat mencegah terjadinya keputihan.

1 comment:

  1. The king casino no deposit bonus, free spins, bitcoin - CommunityKhabar
    No deposit bonus, free casinosites.one spins, 출장샵 bitcoin. No deposits bonus. No withdrawals, bitcoin no communitykhabar deposit bonuses, 바카라사이트 free spins, jancasino bitcoin, 10k followers.

    ReplyDelete