BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dapat mempengaruhi tingkat kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) kejadian masih tinggi, menurut WHO AKI di dunia pada tahun 2010
sangat bervariasi yaitu sebesar 218 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perdarahan, komplikasi saat persalinan,
infeksi, dan preeklamsia. Menurut MDG’s 2015 target AKI pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan upaya
kesehatan untuk menurunkan AKI. Salah satu faktor penyebab AKI adalah
preeklamsi pada ibu. Komplikasi pada ibu
yang mengalami preeklamsia salah satunya mengakibatkan terjadinya kematian
perinatal (Maryunani, 2009).
Kematian
perinatal akibat komplikasi preeklampsia di negara maju lebih rendah
dibandingkan dengan negara berkembang. Di Negara berkembang dilaporkan bahwa berkisar antara 42,2 % sampai dengan 50
% sebab kematian perinatal karena komplikasi pre eklampsia dikarenakan
terjadinya hipoksia intra interin dan prematuritas. Penyebab kematian perinatal
paling utama adalah karena trias asfiksia 49% - 69%,infeksi 24%34%,
prematuritas dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 15%-20% (Manuaba,2010).
Sampai
sekarang Angka Kematian Bayi (AKB) di
Negara maju masuih sangat tinggi salah
satu penyumbang Angka Kematian Bayi (BBLR) adalah kelahiran berat badan rendah
(BBLR). Menurut data WHO (2012), berdasarkan total kelahiran di dunia, terdapat
15,5% kelahiran dengan BBLR. Kelahiran dengan BBLR dua kali lebih banyak di
negara berkembang dibandingkan dengan negara maju, dengan sebanyak 72% terjadi
di Asia. Data BBLR di sebesar 10,2% tahun 2013. Provinsi Lampung angka kejadian
BBLR sebesar 7,3% (Riskesdas, 2013), salah satu faktor penyebab berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah ibu yang hamil di usia lebih dari 35 tahun dan ibu
yang mengalami hipertensi sebelum hamil atau sesudah hamil dan ibu yang mengalami
preeklamsia, dampak akibat dengan tingginya angka preeklamsi akan meningkatkan
angka kematian pada ibu.
Data Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga masih tinggi adalah
228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Data (AKI) di Povinsi Lampung
Dimana salah satu faktor penyebab meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah peeklamsia dan angka kejadian preeklamsi di Lampung pada tahun 2012
sebanyak 41,3% (Wordpress, 2012).
Perlu upaya pemerintah
untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
pemerinth telah melakukan Kebijakan
pelayanan kesehatan. Salah satunya Peningkatan cakupan kualitas (Supply
side) berupa Ante Natal Care (ANC), pemeriksaan kehamilan minimal 4
kali) supaya terdiktesi komplikasi dalam kehamilan, memberikan kebijakan
persalinan gratis supaya meringankan masyarakat yang kurang mampu dan dapat
melahirkan pada tenaga kesehatan, melakukan
kunjungan nifas, penanganan komplikasi (SDKI 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Kun Ika
dengan ibu preeklamsi dengan kejadian BBLR di RSUD Kota Kediri tahun 2009 dan
didapatkan hasil p value sebesar
(0,000). Hal ini dapat disimpulkan terdapat hubungan antara ibu preeklamsi
dengan kejadian BBLR. Hal ini dikarenakan ibu preeklamsi akan berpengaruh
terhadap diet ibu itu sendiri, sehingga akan menurunkan jumlah konsumsi makanan
akibat asupan nutrisi inilah yang mengakibatkan terjadinya BBLR terhadap ibu
preeklamsi.
Penelitian Yuni Asih (2006) menyebutkan bahwa
primigravida yang menderita Preeklampsia dan melahirkan bayi dengan BBLR
sebanyak 51,9 %, dan yang tidak melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 40,9%. Uji
Chi Square menunjukan adanya hubungan antara Preeklampsia pada primigravida
dengan kejadian BBLR (p< 0,05).
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Leni Kurniati (2011) dengan judul Hubungan Pre Eklampsia Dengan Kelahiran Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Sragen didapatkan hasil terdapat hubungan yang
signifikan antara pre eklampsia dengan kelahiran berat bayi lahir rendah,
dimana hasil Chi square didapatkan Nilai X 2 hitung > X 2
tabel (5,906 > 3,847) berati H0 ditolak dan H1 diterima dengan risiko
prevalensi3,25 > 1, artinya Pre Eklampsia mempunyai ririko lebih tinggi
terjadinya kelahiran BBLR 3, 25 kali lebih banyak daripada tanpa Pre Eklampsia
.
Dari penelitian yang telah
dilakukan dapat inkonsistensi peneliti,karena ketidak konsistensian maka
peneliti tertarik untuk melakukan penetian kembali untuk ,,mengkuan firmasi
hasil.
Dimana berdasarkan pre survey yang telah dilakukan
pada tanggal 27 februari 2014, didapatkan prevalensi kejadian BBLR di RS. A. Dadi
Thokrodipo banyak ditemukan 204 dari 1134 bayi baru lahir, banyak faktor
penyebab terjadinya BBLR salah satunya preeklamsi, oleh
karena itu peneliti mengambil judul “hubungan
antara preeklamsi berat dengan BBLR di RS A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013”
B. Rumusan
Masalah
Kematian
perinatal akibat komplikasi preeklampsia di negara maju lebih rendah
dibandingkan dengan negara berkembang. Di Negara berkembang dilaporkan bahwa berkisar antara 42,2 % sampai dengan 50
% sebab kematian perinatal karena komplikasi preeklampsi, akibat dari dampak
preeklamsi seperti BBLR. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Kun Ika, Yuni Asih dan Leni Kurniati disimpulkan ada
hubungan preeklamsia dengan kejadian berat badan bayi rendah (BBLR), maka peneliti tertarik untuk meneliti
kembali adakah “hubungan preeklamsia dengan kejadian BBLR “ di RSUD A.
Dadi Tjokrodipo Tahun 2013”.
C. Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Untuk mengetahui hubungan antara preeklamsi dengan BBLR di RSUD A. Dadi
Tjokrodipo Tahun 2013.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk mengetahui frekuensi kejadian
preeklamsi di RSUD A. Dadi
Tjokrodipo Tahun 2013
b.
Untuk mengetahui frekuensi kejadian BBLR
di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013
c.
Untuk mengetahui antara preeklamsi dengan BBLR di RSUD A. Dadi Tjokrodipo
Tahun 2013
D. Ruang Lingkup
Luasnya masalah dilihat dari berbgai
aspek,maka penulis ingin membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1.
Variabel penelitian : Preeklamsi Dan BBLR
2.
Populasi penelitian : Semua ibu yang melahirkan BBLR
degan
preeklamsia di RSUD A.
Dadi Tjokrodipo tahun
2013
3.
Lokasi penelitian : Ruang Kebidanan RSUD A. Dadi Tjokrodipo
Provinsi Lampung
4.
Waktu penelitian : April-Mei 2014
E. Manfaat Penelitian
1.
Bagi
Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan sebagai pembuktian
teori bahwa
terdapat hubungan preeklamsi dengan
BBLR.
2.
Bagi
Pengguna
a.
Bagi Bidan RSUD A. Dadi Tjokrodipo Provinsi Lampung
Diharapkan
dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya bagi bidan,
agar dapat dengan sigap memberikan pencegahan preeklamsi dan penatalaksanaan
yang tepat dengan ibu preeklamsi.
b.
Bagi Ibu Hamil
Menambah
informasi dan wawasan kepada ibu hamil khususnya tentang preeklamsi
dan bayi berat badan rendah (BBLR).
c.
Bagi
mahasiswa STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Penelitian
ini diharapkan dapat sebagai bahan bacaan atau referensi, dan dapat menambah
ilmu pengetahuan sehingga diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan dan
pengalaman.
No comments:
Post a Comment