Friday, July 7, 2017

Hubungan antara preeklamsi berat dengan BBLR di RS



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dapat mempengaruhi tingkat kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) kejadian masih tinggi, menurut WHO AKI di dunia pada tahun 2010 sangat bervariasi yaitu sebesar 218 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu  perdarahan, komplikasi saat persalinan, infeksi, dan preeklamsia. Menurut MDG’s 2015 target  AKI pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan upaya kesehatan untuk menurunkan AKI. Salah satu faktor penyebab AKI adalah preeklamsi pada  ibu. Komplikasi pada ibu yang mengalami preeklamsia salah satunya mengakibatkan terjadinya kematian perinatal (Maryunani, 2009).
Kematian perinatal akibat komplikasi preeklampsia di negara maju lebih rendah dibandingkan dengan negara berkembang. Di Negara berkembang dilaporkan  bahwa berkisar antara 42,2 % sampai dengan 50 % sebab kematian perinatal karena komplikasi pre eklampsia dikarenakan terjadinya hipoksia intra interin dan prematuritas. Penyebab kematian perinatal paling utama adalah karena trias asfiksia 49% - 69%,infeksi 24%34%, prematuritas dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 15%-20% (Manuaba,2010).
Sampai sekarang Angka Kematian Bayi  (AKB) di Negara maju masuih sangat tinggi  salah satu penyumbang Angka Kematian Bayi (BBLR) adalah kelahiran berat badan rendah (BBLR). Menurut data WHO (2012), berdasarkan total kelahiran di dunia, terdapat 15,5% kelahiran dengan BBLR. Kelahiran dengan BBLR dua kali lebih banyak di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju, dengan sebanyak 72% terjadi di Asia. Data BBLR di sebesar 10,2% tahun 2013. Provinsi Lampung angka kejadian BBLR sebesar 7,3% (Riskesdas, 2013), salah satu faktor penyebab berat badan lahir rendah (BBLR) adalah ibu yang hamil di usia lebih dari 35 tahun dan ibu yang mengalami hipertensi sebelum hamil atau sesudah hamil dan ibu yang mengalami preeklamsia, dampak akibat dengan tingginya angka preeklamsi akan meningkatkan angka kematian pada ibu.
Data Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga masih tinggi adalah 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Data (AKI) di Povinsi Lampung  Dimana salah satu faktor penyebab meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI) adalah peeklamsia dan angka kejadian preeklamsi di Lampung pada tahun 2012 sebanyak 41,3% (Wordpress, 2012).
Perlu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) pemerinth telah melakukan  Kebijakan pelayanan kesehatan. Salah satunya Peningkatan cakupan kualitas (Supply side) berupa Ante Natal Care (ANC), pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali) supaya terdiktesi komplikasi dalam kehamilan, memberikan kebijakan persalinan gratis supaya meringankan masyarakat yang kurang mampu dan dapat melahirkan  pada tenaga kesehatan, melakukan kunjungan nifas, penanganan komplikasi (SDKI 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Kun Ika dengan ibu preeklamsi dengan kejadian BBLR di RSUD Kota Kediri tahun 2009 dan didapatkan hasil p value sebesar (0,000). Hal ini dapat disimpulkan terdapat hubungan antara ibu preeklamsi dengan kejadian BBLR. Hal ini dikarenakan ibu preeklamsi akan berpengaruh terhadap diet ibu itu sendiri, sehingga akan menurunkan jumlah konsumsi makanan akibat asupan nutrisi inilah yang mengakibatkan terjadinya BBLR terhadap ibu preeklamsi.
Penelitian Yuni Asih (2006) menyebutkan bahwa primigravida yang menderita Preeklampsia dan melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 51,9 %, dan yang tidak melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 40,9%. Uji Chi Square menunjukan adanya hubungan antara Preeklampsia pada primigravida dengan kejadian BBLR (p< 0,05).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Leni Kurniati (2011) dengan judul Hubungan Pre Eklampsia Dengan Kelahiran Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Sragen didapatkan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara pre eklampsia dengan kelahiran berat bayi lahir rendah, dimana hasil Chi square didapatkan Nilai X 2 hitung > X 2 tabel (5,906 > 3,847) berati H0 ditolak dan H1 diterima dengan risiko prevalensi3,25 > 1, artinya Pre Eklampsia mempunyai ririko lebih tinggi terjadinya kelahiran BBLR 3, 25 kali lebih banyak daripada tanpa Pre Eklampsia .
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat inkonsistensi peneliti,karena ketidak konsistensian maka peneliti tertarik untuk melakukan penetian kembali untuk ,,mengkuan firmasi hasil.
            Dimana berdasarkan pre survey yang telah dilakukan pada tanggal 27 februari 2014, didapatkan prevalensi kejadian BBLR di RS. A. Dadi Thokrodipo banyak ditemukan 204 dari 1134 bayi baru lahir, banyak faktor penyebab terjadinya BBLR salah satunya preeklamsi, oleh karena itu peneliti mengambil judul “hubungan antara preeklamsi berat dengan BBLR di RS A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013

B.  Rumusan Masalah
Kematian perinatal akibat komplikasi preeklampsia di negara maju lebih rendah dibandingkan dengan negara berkembang. Di Negara berkembang dilaporkan  bahwa berkisar antara 42,2 % sampai dengan 50 % sebab kematian perinatal karena komplikasi preeklampsi, akibat dari dampak preeklamsi seperti BBLR. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kun Ika, Yuni Asih dan Leni Kurniati disimpulkan ada hubungan preeklamsia dengan kejadian berat badan bayi rendah (BBLR), maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali adakah “hubungan preeklamsia dengan kejadian BBLR di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013”.

C.  Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara preeklamsi dengan BBLR di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui frekuensi kejadian preeklamsi di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013
b.    Untuk mengetahui frekuensi kejadian BBLR di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013
c.    Untuk mengetahui antara preeklamsi dengan BBLR di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Tahun 2013

D.  Ruang Lingkup
Luasnya masalah dilihat dari berbgai aspek,maka penulis ingin membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1.         Variabel penelitian      : Preeklamsi Dan  BBLR
2.         Populasi penelitian      : Semua ibu yang melahirkan BBLR degan 
preeklamsia di RSUD A. Dadi Tjokrodipo tahun  
2013
3.         Lokasi penelitian         : Ruang Kebidanan RSUD A. Dadi   Tjokrodipo
  Provinsi Lampung
4.         Waktu penelitian         : April-Mei 2014

E.  Manfaat Penelitian
1.    Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembuktian teori bahwa terdapat hubungan preeklamsi  dengan BBLR.

2.    Bagi Pengguna
a.    Bagi Bidan RSUD A. Dadi   Tjokrodipo Provinsi Lampung
Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya bagi bidan, agar dapat dengan sigap memberikan pencegahan preeklamsi dan penatalaksanaan yang tepat dengan ibu preeklamsi.
b.    Bagi Ibu Hamil
Menambah informasi dan wawasan kepada ibu hamil khususnya tentang preeklamsi dan bayi berat badan rendah (BBLR).
c.    Bagi mahasiswa STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan bacaan atau referensi, dan dapat menambah ilmu pengetahuan sehingga diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan dan pengalaman.










No comments:

Post a Comment