BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis dan
sangat penting karena pada masa ini kualitas anak ditentukan. Untuk mewujudkan
kehamilan yang sehat maka dibutuhkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil,
jika makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi gizi maka akan menyebabkan gangguan atau masalah dalam
kehamilan salah satunya adalah anemia. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil adalah
pengetahuan, ekonomi dan aktifitas. Ekonomi seseorang berpengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari. Minimnya
kemampuan ekonomi keluarga
akan mengakibatkan rendahnya asupan gizi (Sukarni, 2013).
Gizi bagi keluarga dan masyarakat merupakan cerminan tingginya
kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara seperti halnya perekonomian. Negara
Indonesia adalah negara berkembang
dengan jumlah penduduk yang padat dan perekonomian yang rendah. Pada tahun 2013
tercatat 28 juta penduduk Indonesia berada pada garis kemiskinan (BPS, 2013). Banyaknya penduduk Indonesia yang berada pada garis kemiskinan
mengakibatkan tingginya kejadian anemia pada ibu-ibu hamil karena terkait dengan gizi yang dikonsumsi.
Pada tahun 2013 WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia
pada kehamilan secara global sebesar 33% dan pada umumnya terjadi pada
trimester ketiga. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2010
adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Sunita, 2011). Kurang
lebih 50% atau 1 diantara 2 ibu hamil di Indonesia menderita anemia yang
sebagian besar karena kekurangan zat besi. Di beberapa daerah tertentu seperti
NTT dan Papua, prevalensi anemia ibu hamil justru mencapai lebih dari 80% (Hadi, 2005).
Data Dinkes
Lampung (2010), sebanyak 69,7% ibu hamil di Propinsi Lampung menderita anemia. Profil kesehatan Bandar lampung 2010
tentang ibu K1 yang diperiksa Hb nya sejumlah 19.006 jiwa (86,3%) ibu dengan
kadar Hb > 12 gr/dl yaitu 5.002 jiwa (22,80%) ibu dengan kadar Hb 10-12 gr/dl
sebanyak 11.246 jiwa (51,07%), dan ibu dengan Hb 10 gr/dl sebanyak 2738 jiwa
(12,43%) (Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2010). Berdasarkan Data
kejadian anemia di BPS Langgeng Sri Asih, Amd.Keb tahun 2013, didapatkan anemia
sebanyak 84 (45,9%) orang dari 183 ibu hamil, dengan rincian anemia ringan
sebanyak 46 (54,7%), anemia sedang sebanyak 27 (32,2%), dan anemia berat
sebanyak 11 (13,1%) orang.
Banyaknya
faktor yang mempengaruhi kejadian anemia seperti pengetahuan dan status
ekonomi, menurut Sukarni (2013) pengetahuan yang dimiliki ibu akan mempengaruhi
keputusan yang mempengaruhi perilakunya. Ibu yang memiliki pengetahuan yang
baik akan mengerti gizi yang dibutuhkan. Ekonomi
seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya.
Minimnya kemampuan ekonomi keluarga, sehingga makanan gizi terabaikan, dengan
gizi yang terabaikan dapat mengakibatkan ibu tidak terpenuhi gizinya secara
optimal, dengan demikian dapat mengakibatkan ibu mengalami anemia.
Pemerintah telah berupaya untuk
mengurangi kejadian anemia di Indonesia, melalui pelayanan kebidanan yang
berkualitas, yaitu pelayanan yang dilakukan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang
meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium
rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus dalam arti sesuai resiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan, dan selama masa kehamilan ibu hamil di anjurkan
minimal melakukan pemeriksaan kehamilannya 4 kali guna untuk menjaga
kesehatan ibu hamil, akan tetapi
upaya tersebut masih belum maksimal karena masih rendahnya status
ekonomi di Indonesia yang dipengaruhi dengan rendahnya pengetahuan
masyarakat Indonesia terhadap perubahan zaman (Wiknjosastro, 2009).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
akan tetapi mempunyai 42,5 juta jiwa penduduk yang tergolong
miskin. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 14,6 juta jiwa di perkotaan dan 27,9 juta jiwa di perdesaan. Jumlah penduduk yang
berada dalam kemiskinan dipercayai naik secara drastis. Dampak
kemiskinan dengan ekonomi yang rendah akan menimbulkan berbagai macam masalah
yang substansial bagi kesehatan keluarga, bagi ibu dan anak, selain itu
rendahnya ekonomi dipengaruhi dengan rendahnya pengetahuan masayarakat (Susenas, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Emi Riyanti, Amd.Keb dengan 10
responden ibu hamil, didapatkan 6 (60%) ibu hamil mengalami anemia dan 4 (40%)
diantaranya tidak mengalami anemia, selain itu hasil studi pendahuluan di BPS Langgeng
Sri Asih pada Bulan Januari 2014, dari 10 ibu hamil didapatkan 9 ibu hamil (90%)
menderita anemia, dan hanya 1 (10%) ibu yang tidak anemia. Sebanyak 3 orang ibu
hamil menderita anemia ringan dengan Hb 9,8-10 gr/dl, 5 orang ibu hamil
menderita anemia sedang dengan Hb 7,8-7,9 gr/dl, dan 1 orang ibu hamil
menderita anemia berat dengan Hb 6,7 gr/dl. Dari 10 ibu hamil tersebut sebanyak
6 orang ibu hamil mempunyai penghasilan < Rp. 1000.000 dan belum paham
tentang anemia ibu hamil, dan hanya 4 orang
ibu hamil yang mempunyai penghasilan Rp.1.000.000-2.000.000. Apabila angka kejadian anemia pada ibu
hamil tidak ditangani dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janin (Hadi, 2005).
Dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara status ekonomi, pengetahuan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran
Tahun 2014.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat
diidentifikasikan perumusan masalah
sebagai berikut ”Adakah hubungan antara status ekonomi, pengetahuan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014?”.
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Mengetahui hubungan antara status ekonomi, pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk
mengetahui distribusi frekuensi status ekonomi, dan pengetahuan ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.
b.
Untuk
mengetahui distribusi frekuensi anemia ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.
c.
Menganalisis
hubungan antara status ekonomi, dan pengetahuan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun
2014.
D.
Ruang Lingkup
Dari masalah ini penulis membatasi ruang lingkup
penelitian sebagai berikut :
1.
Jenis penelitian : Survey
Analitik dengan pendekatan cross
sectional
2.
Subjek penelitian : Semua ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih
3.
Objek penelitian : Status
ekonomi, dan pengetahuan Dengan Anemia
Ibu Hamil
4.
Lokasi penelitian : BPS Langgeng Sri Asih
5.
Waktu
penelitian : Dilakukan pada bulan Februari-Juni 2014
E.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan atau
masukan untuk menambah wawasan tentang hubungan status ekonomi, dan pengetahuan ibu
hamil terhadap kejadian
anemia pada ibu hamil.
2.
Bagi Pengguna
a.
Bagi Responden
Hasil
penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan dan tambahan pengetahuan bagi ibu hamil tentang anemia, dan cara pencegahan
anemia dengan mengkonsumsi gizi yang cukup.
b.
Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan
sebagai bahan informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa STIKes Muhammadiyah
Pringsewu
c.
Bagi Tempat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan menjadi pacuan untuk lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya kesehatan ibu hamil dalam upaya mencegah terjadinya anemia.
d.
Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan menyusun tugas akhir atau
melakukan penelitian.
F. Keaslian
Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan dalam
penelitian, penulis membandingkan dengan penelitian sebelumnya :
Juniarti (2012), dengan judul
penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan sosial ekonomi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil (di Puskesmas kabupaten sidoarjo). Penelitian
ini menggunakan metode observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional
study. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sejumlah
90 orang ibu hamil. Variabel independen yang diukur adalah tingkat pengetahuan ibu,
paritas, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga. Variabel dependennya adalah
kejadian anemia. Analisis data yang digunakan adalah Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen
dan variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang anemia (p=0,000),
paritas (p=0,034), tingkat pendidikan (p=0,028), pendapatan keluarga (p=0,000),
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan, paritas, tingkat pendidikan, pendapatan
keluarga terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sidoarjo.
Persamaan dari penelitian ini
adalah meneliti tentang anemia
ibu hamil, sedangkan perbedannya adalah jenis penelitian yaitu analitik, variabel yaitu status ekonomi,
tempat penelitian di BPS Langgeng Sri Asih, dan analisis datanya menggunakan chi square.
No comments:
Post a Comment