Wednesday, July 5, 2017

Hubungan status ekonomi, pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis dan sangat penting karena pada masa ini kualitas anak ditentukan. Untuk mewujudkan kehamilan yang sehat maka dibutuhkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil, jika makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi gizi maka akan menyebabkan gangguan atau masalah dalam kehamilan salah satunya adalah anemia. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil adalah pengetahuan, ekonomi dan aktifitas. Ekonomi seseorang berpengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari. Minimnya kemampuan ekonomi keluarga akan mengakibatkan rendahnya asupan gizi (Sukarni, 2013)
      Gizi bagi keluarga dan masyarakat merupakan cerminan tingginya kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara seperti halnya perekonomian. Negara Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah penduduk yang padat dan perekonomian yang rendah. Pada tahun 2013 tercatat 28 juta penduduk Indonesia berada pada garis kemiskinan (BPS, 2013).  Banyaknya penduduk Indonesia yang berada pada garis kemiskinan mengakibatkan tingginya kejadian anemia pada ibu-ibu hamil karena terkait dengan gizi yang dikonsumsi.  
Pada tahun 2013 WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global sebesar 33% dan pada umumnya terjadi pada trimester ketiga. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2010 adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Sunita, 2011). Kurang lebih 50% atau 1 diantara 2 ibu hamil di Indonesia menderita anemia yang sebagian besar karena kekurangan zat besi. Di beberapa daerah tertentu seperti NTT dan Papua, prevalensi anemia ibu hamil justru mencapai lebih dari 80% (Hadi, 2005).
Data Dinkes Lampung (2010), sebanyak 69,7% ibu hamil di Propinsi Lampung menderita anemia. Profil kesehatan Bandar lampung 2010 tentang ibu K1 yang diperiksa Hb nya sejumlah 19.006 jiwa (86,3%) ibu dengan kadar Hb > 12 gr/dl yaitu 5.002 jiwa (22,80%) ibu dengan kadar Hb 10-12 gr/dl sebanyak 11.246 jiwa (51,07%), dan ibu dengan Hb 10 gr/dl sebanyak 2738 jiwa (12,43%) (Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2010). Berdasarkan Data kejadian anemia di BPS Langgeng Sri Asih, Amd.Keb tahun 2013, didapatkan anemia sebanyak 84 (45,9%) orang dari 183 ibu hamil, dengan rincian anemia ringan sebanyak 46 (54,7%), anemia sedang sebanyak 27 (32,2%), dan anemia berat sebanyak 11 (13,1%) orang.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi kejadian anemia seperti pengetahuan dan status ekonomi, menurut Sukarni (2013) pengetahuan yang dimiliki ibu akan mempengaruhi keputusan yang mempengaruhi perilakunya. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik akan mengerti gizi yang dibutuhkan. Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Minimnya kemampuan ekonomi keluarga, sehingga makanan gizi terabaikan, dengan gizi yang terabaikan dapat mengakibatkan ibu tidak terpenuhi gizinya secara optimal, dengan demikian dapat mengakibatkan ibu mengalami anemia.
      Pemerintah telah berupaya untuk mengurangi kejadian anemia di Indonesia, melalui pelayanan kebidanan yang berkualitas, yaitu pelayanan yang dilakukan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus dalam arti sesuai resiko yang ditemukan dalam pemeriksaan, dan selama masa kehamilan ibu hamil di anjurkan minimal melakukan pemeriksaan kehamilannya 4 kali guna untuk menjaga kesehatan ibu hamil, akan tetapi upaya tersebut masih belum maksimal karena masih rendahnya status ekonomi di Indonesia yang dipengaruhi dengan rendahnya pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap perubahan zaman (Wiknjosastro, 2009).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, akan tetapi mempunyai 42,5 juta jiwa penduduk yang tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 14,6 juta jiwa di perkotaan dan 27,9 juta jiwa di perdesaan. Jumlah penduduk yang berada dalam kemiskinan dipercayai naik secara drastis. Dampak kemiskinan dengan ekonomi yang rendah akan menimbulkan berbagai macam masalah yang substansial bagi kesehatan keluarga, bagi ibu dan anak, selain itu rendahnya ekonomi dipengaruhi dengan rendahnya pengetahuan masayarakat (Susenas, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Emi Riyanti, Amd.Keb dengan 10 responden ibu hamil, didapatkan 6 (60%) ibu hamil mengalami anemia dan 4 (40%) diantaranya tidak mengalami anemia, selain itu hasil studi pendahuluan di BPS Langgeng Sri Asih pada Bulan Januari 2014, dari 10 ibu hamil didapatkan 9 ibu hamil (90%) menderita anemia, dan hanya 1 (10%) ibu yang tidak anemia. Sebanyak 3 orang ibu hamil menderita anemia ringan dengan Hb 9,8-10 gr/dl, 5 orang ibu hamil menderita anemia sedang dengan Hb 7,8-7,9 gr/dl, dan 1 orang ibu hamil menderita anemia berat dengan Hb 6,7 gr/dl. Dari 10 ibu hamil tersebut sebanyak 6 orang ibu hamil mempunyai penghasilan < Rp. 1000.000 dan belum paham tentang anemia ibu hamil, dan hanya 4 orang  ibu hamil yang mempunyai penghasilan Rp.1.000.000-2.000.000. Apabila angka kejadian anemia pada ibu hamil tidak ditangani dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janin (Hadi, 2005).
      Dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara status ekonomi, pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.
 
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan perumusan  masalah sebagai berikut ”Adakah hubungan antara status ekonomi, pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014?”.

  
C.    Tujuan Penelitian
             1. Tujuan Umum
      Mengetahui hubungan antara status ekonomi, pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.

             2. Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui distribusi frekuensi status ekonomi, dan pengetahuan ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.
b.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi anemia ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.
c.       Menganalisis hubungan antara status ekonomi, dan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih Pekon Pagelaran Tahun 2014.

D.      Ruang Lingkup
      Dari masalah ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
             1.    Jenis penelitian             : Survey Analitik dengan pendekatan cross
        sectional 
            2.    Subjek penelitian         : Semua ibu hamil di BPS Langgeng Sri Asih
            3.    Objek penelitian           : Status ekonomi, dan pengetahuan Dengan Anemia
   Ibu Hamil
            4.    Lokasi penelitian         : BPS Langgeng Sri Asih
5.    Waktu penelitian         : Dilakukan pada bulan Februari-Juni 2014

E.       Manfaat Penelitian
1.      Bagi Ilmu Pengetahuan
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan atau masukan untuk menambah wawasan tentang hubungan status ekonomi, dan pengetahuan ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

2.      Bagi Pengguna
a.       Bagi Responden
      Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan dan tambahan  pengetahuan bagi ibu hamil tentang anemia, dan cara pencegahan anemia dengan mengkonsumsi gizi yang cukup.
b.      Bagi Institusi
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa STIKes Muhammadiyah Pringsewu
c.       Bagi Tempat Penelitian
      Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pacuan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu hamil dalam upaya mencegah terjadinya anemia. 
d.      Bagi Peneliti Lain
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan menyusun tugas akhir atau melakukan penelitian.

F.     Keaslian Penelitian
      Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian, penulis membandingkan dengan penelitian sebelumnya :
Juniarti (2012), dengan judul penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil (di Puskesmas kabupaten sidoarjo). Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling  sejumlah 90 orang ibu hamil. Variabel independen yang diukur adalah tingkat pengetahuan ibu, paritas, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga. Variabel dependennya adalah kejadian anemia. Analisis data yang digunakan adalah Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang anemia (p=0,000), paritas (p=0,034), tingkat pendidikan (p=0,028), pendapatan keluarga (p=0,000), dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, paritas, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sidoarjo.
      Persamaan dari penelitian ini adalah meneliti tentang anemia ibu hamil, sedangkan perbedannya adalah jenis penelitian yaitu analitik, variabel yaitu status ekonomi, tempat penelitian di BPS Langgeng Sri Asih, dan analisis datanya menggunakan chi square.

No comments:

Post a Comment